Minggu, 27 November 2011

Alternatif Hukuman bagi Koruptor "Membuat Kebun Koruptor"


Baru-baru ini saya membaca sebuah berita menarik tentang usulan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD untuk membuat "Kebun Koruptor". Sebenarnya apa sih kebun koruptor itu?

Berjiwa Patriotisme


Mungkin kebanyakan dari kita tahu patriotisme adalah semangat atau sifat yang dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Sebenarnya hal itu benar, tetapi apakah hanya para pahlawan yang memiliki sifat tersebut. Lantas apa makna sebenarnya dari patriot atau patriotisme. Menurut Wikipedia, patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Memang benar bahwa sikap patriotisme amat melekat pada diri seorang pahlawan, tetapi apakah kita tidak bisa memilikinya?

Sabtu, 26 November 2011

Jika Aku menjadi Presiden

               
Apa yang terlintas dibenakmu jika seseorang menanyaimu mengenai hal di atas? Mungkin kita semua, termasuk saya, ingin membuat negara ini menjadi makmur dan sejahtera jikalau amanah ini ada di tangan saya. Tetapi impian ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Buktinya sudah beberapa kali kita berganti presiden, akan tetapi belum ada presiden yang mampu mewujudkan hal ini secara utuh.
Lantas apa yang akan saya lakukan jika suatu saat saya diberi kepercayaan untuk menjadi Presiden RI? Hal pertama yang saya pikirkan adalah saya ingin menjadi presiden yang amanah. Selama ini telah kita saksikan pemimpin di negri ini senantiasa mengelu-elukan visi dan misinya saat kampanye, tetapi saat telah memegang tampuk kekuasaan perwujudannya nihil. Mungkin ada misi-misi yang tercapa,i tetapi sangatlah sedikit. Lihat saja, masalah pokok yang ada di negri ini, seperti kemiskinan, korupsi, pengangguran, pendidikan, dll, menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan walaupun kita telah berganti lima kali pemimpin. Oleh karena itu, dengan menjadi pemimpin yang amanah saya yakin masalah seberat apapun akan mampu diselesaikan jika kita memang bertujuan menjadi negara yang makmur dan sejahtera.
Adapun langkah-langkah yang akan saya lakukan ketika menjadi presiden, yaitu saya ingin keadilan benar-benar ditegakkan. Tidak ada lagi yang namanya mafia pengadilan, hukuman yang tidak sesuai, suap dan segala hal yang diberitakan yang membuat saya semakin muak dengan kondisi hukum di negri ini. Saya akan menempatkan orang-orang yang amanah, tegas, adil, dan punya landasan iman yang kuat sebagai hakim di pengadilan. Polisi-polisi pun haruslah orang yang jujur, sehingga kasus “polisi cari mangsa” tidak akan terjadi lagi.
Saya juga akan mewujudkan pendidikan gratis sampai SMA, tanpa ada korupsi di setiap birokrasi. Kalau perlu buku-buku, alat tulis dan seragam dapat diperoleh siswa secara gratis. Saya juga tidak akan membiarkan tenaga ahli dari negri ini direkrut oleh pihak asing untuk menjadi pekerja disana. Saya akan memerintahkan Mentri Keuangan untuk mengalokasikan dana lebih banyak lagi, guna menunjang kebutuhan penelitian mereka sehingga mereka dapat mengembangkan teknologi di negri ini dan kita dapat mengurangi ketergantungan teknologi dengan pihak asing.
Supaya masalah pengangguran dan kemiskinan dapat teratasi, langkah pertama yang akan saya lakukan adalah saya akan menggalakkan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan memberikan perhatian lebih pada bidang ini (mengalokasikan dana pinjaman) sehingga semakin banyak orang yang berani berwirausaha. Selain itu, dengan “mengusir” pihak asing yang mendirikan perusahaan di Indonesia demi keuntungan negaranya, kemudian mengambil alih perusahaan tersebut niscaya semakin banyak pengangguran terdidik yang akan mendapatkan pekerjaan. Devisa negara pun semakin meningkat.
Jika saya menjadi presiden, saya akan berusaha menyebarkan energi positif sebanyak-banyaknya sehingga bangsa ini akan menjadi bangsa yang berpikiran positif. Dengan berpikiran positif maka semangat untuk menjadi bangsa yang terdepan akan muncul dan kita tidak akan segan-segan untuk bekerja keras demi terwujudnya negri Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Minggu, 20 November 2011

Menyoroti Penting Tidak Pentingnya Pendidikan bagi Rakyat Indonesia Melalui Film “Alangkah Lucunya Negri Ini”

               
       Film ini dibuka dengan sebuah potret keseharian masyarakat Indonesia di sebuah pasar tradisional becek, di pinggiran kota besar (Jakarta). Muluk, seorang lulusan sarjana Ilmu Manajemen merasakan nasib yang sama dengan ribuan sarjana lainnya di Indonesia, tak kunjung menemukan pekerjaan melangkah gontai di tengah-tengah pasar tersebut. Saat itulah dia memergoki kawanan tukang copet usia dini dengan lihainya mengambil dompet para pengunjung pasar.

Dia akhirnya menghampiri anak-anak itu dan menyatakan bahwa perbuatan mereka itu sangat merugikan orang lain. Orang capek-capek belajar dan cari kerja, mereka dengan seenaknya mengambil hasil jerih payah itu dengan mudah.  Tapi disini terdapat sindiran bagi Muluk, karena mereka saja yang masih anak-anak bisa menghasilkan uang sendiri, sedangkan Muluk pekerjaan pun tak punya. Dari sinilah film ini mulai menyoroti penting atau tidak pentingnya pendidikan bagi masyarakat, toh sudah bertitel sarjana masih saja menganggur. Bahkan dalam film ini ada tokoh yang berpendapat “Pendidikan itu tidak penting, yang penting koneksi”. Mungkin ada benarnya juga kata-kata ini, lihat saja ada banyak orang sukses tamatan SMA, SMP, bahkan SD yang berhasil membangun usaha mereka dengan bermodalkan koneksi. Lalu sebenarnya penting tidak sih pendidikan itu?
            Tokoh utama dalam film, Muluk, ini masih menganggap pendidikan itu penting. Buktinya dia mau menjadi manajer para tukang copet dan membantu mencari tenaga pengajar agar tukang copet yang usianya masih anak-anak itu bisa bersekolah. Dia meyakini nasib para pencopet yang tidak berubah (alias tetap mencopet) akibat mereka tidak memperoleh pendidikan. Harapannya agar setelah menerima pendidikan, mereka bisa beralih profesi menjadi pedagang asongan, lalu bisa membuka kios, toko dan akhirnya bisa menjadi konglomerat. Mungkin Muluk dan teman-temannya adalah segelintir pemuda di Indonesia yang masih peduli akan nasib pendidikan anak-anak Indonesia. Walaupun sama-sama didera kemiskinan, Muluk tetap berupaya agar negri ini bisa berubah.
            Lalu apa kesimpulannya? Dari film ini saya mendapatkan kalau pendidikan itu penting, tetapi perlu ada kesadaran dari orang tersebut apakah dia benar-benar membutuhkannya atau tidak. Selain itu keinginan untuk berubah agar menjadi lebih baik lagi juga sangat diperlukan.Terbukti bagi sebagian pencopet dalam film ini, mereka yang benar-benar merasakan pentingnya pendidikan pada akhirnya mau beralih profesi menjadi pedagang asongan, tetapi sebagian lainnya terlalu nyaman dengan kondisinya sebagai pencopet dan masih belum memahami pentingnya pendidikan, sehingga sulit sekali diajak untuk beralih profesi.
            Menurut saya pribadi pendidikan itu sangat penting, karena di dunia kerja sendiri orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih dipandang ketimbang mereka yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan tinggi bisa bekerja dengan pangkat yang tinggi, sedangkan yang berpendidikan rendah kebanyakan menjadi pekerja kasar dan serabutan. Selain itu melalui pendidikan kita bisa menciptakan teknologi-teknologi baru yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa ini. Bayangkan jika negri ini dipenuhi oleh kaum intelek, tentunya kaum miskin akan semakin berkurang karena melalui gagasan-gagasan mereka lapangan pekerjaan baru akan mulai bermunculan. Tetapi selain berpendidikan mereka juga harus memiliki semangat dan kepedulian sosial seperti yang dimiliki Muluk.
            Entah sampai kapan pendidikan akan menjadi sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat di negri ini. Mungkin kita masih menantikan solusi konkret dari pemerintah agar pendidikan bisa “benar-benar gratis”, tidak hanya sekedar gembar-gembor belaka. Selain itu perlu adanya penyadaran bagi masyarakat kita, terutama kaum menengah ke bawah bahwa pendidikan itu amat penting dan melalui pendidikan mereka bisa merubah nasib mereka menjadi lebih baik lagi. Marilah kita sama-sama berdoa agar masalah pendidikan di Indonesia bisa teratasi dan tetaplah berikan kontribusi yang mampu kita berikan, sekecil apa pun itu.