Minggu, 20 November 2011

Menyoroti Penting Tidak Pentingnya Pendidikan bagi Rakyat Indonesia Melalui Film “Alangkah Lucunya Negri Ini”

               
       Film ini dibuka dengan sebuah potret keseharian masyarakat Indonesia di sebuah pasar tradisional becek, di pinggiran kota besar (Jakarta). Muluk, seorang lulusan sarjana Ilmu Manajemen merasakan nasib yang sama dengan ribuan sarjana lainnya di Indonesia, tak kunjung menemukan pekerjaan melangkah gontai di tengah-tengah pasar tersebut. Saat itulah dia memergoki kawanan tukang copet usia dini dengan lihainya mengambil dompet para pengunjung pasar.

Dia akhirnya menghampiri anak-anak itu dan menyatakan bahwa perbuatan mereka itu sangat merugikan orang lain. Orang capek-capek belajar dan cari kerja, mereka dengan seenaknya mengambil hasil jerih payah itu dengan mudah.  Tapi disini terdapat sindiran bagi Muluk, karena mereka saja yang masih anak-anak bisa menghasilkan uang sendiri, sedangkan Muluk pekerjaan pun tak punya. Dari sinilah film ini mulai menyoroti penting atau tidak pentingnya pendidikan bagi masyarakat, toh sudah bertitel sarjana masih saja menganggur. Bahkan dalam film ini ada tokoh yang berpendapat “Pendidikan itu tidak penting, yang penting koneksi”. Mungkin ada benarnya juga kata-kata ini, lihat saja ada banyak orang sukses tamatan SMA, SMP, bahkan SD yang berhasil membangun usaha mereka dengan bermodalkan koneksi. Lalu sebenarnya penting tidak sih pendidikan itu?
            Tokoh utama dalam film, Muluk, ini masih menganggap pendidikan itu penting. Buktinya dia mau menjadi manajer para tukang copet dan membantu mencari tenaga pengajar agar tukang copet yang usianya masih anak-anak itu bisa bersekolah. Dia meyakini nasib para pencopet yang tidak berubah (alias tetap mencopet) akibat mereka tidak memperoleh pendidikan. Harapannya agar setelah menerima pendidikan, mereka bisa beralih profesi menjadi pedagang asongan, lalu bisa membuka kios, toko dan akhirnya bisa menjadi konglomerat. Mungkin Muluk dan teman-temannya adalah segelintir pemuda di Indonesia yang masih peduli akan nasib pendidikan anak-anak Indonesia. Walaupun sama-sama didera kemiskinan, Muluk tetap berupaya agar negri ini bisa berubah.
            Lalu apa kesimpulannya? Dari film ini saya mendapatkan kalau pendidikan itu penting, tetapi perlu ada kesadaran dari orang tersebut apakah dia benar-benar membutuhkannya atau tidak. Selain itu keinginan untuk berubah agar menjadi lebih baik lagi juga sangat diperlukan.Terbukti bagi sebagian pencopet dalam film ini, mereka yang benar-benar merasakan pentingnya pendidikan pada akhirnya mau beralih profesi menjadi pedagang asongan, tetapi sebagian lainnya terlalu nyaman dengan kondisinya sebagai pencopet dan masih belum memahami pentingnya pendidikan, sehingga sulit sekali diajak untuk beralih profesi.
            Menurut saya pribadi pendidikan itu sangat penting, karena di dunia kerja sendiri orang yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih dipandang ketimbang mereka yang berpendidikan rendah. Orang yang berpendidikan tinggi bisa bekerja dengan pangkat yang tinggi, sedangkan yang berpendidikan rendah kebanyakan menjadi pekerja kasar dan serabutan. Selain itu melalui pendidikan kita bisa menciptakan teknologi-teknologi baru yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kesejahteraan bangsa ini. Bayangkan jika negri ini dipenuhi oleh kaum intelek, tentunya kaum miskin akan semakin berkurang karena melalui gagasan-gagasan mereka lapangan pekerjaan baru akan mulai bermunculan. Tetapi selain berpendidikan mereka juga harus memiliki semangat dan kepedulian sosial seperti yang dimiliki Muluk.
            Entah sampai kapan pendidikan akan menjadi sesuatu yang dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat di negri ini. Mungkin kita masih menantikan solusi konkret dari pemerintah agar pendidikan bisa “benar-benar gratis”, tidak hanya sekedar gembar-gembor belaka. Selain itu perlu adanya penyadaran bagi masyarakat kita, terutama kaum menengah ke bawah bahwa pendidikan itu amat penting dan melalui pendidikan mereka bisa merubah nasib mereka menjadi lebih baik lagi. Marilah kita sama-sama berdoa agar masalah pendidikan di Indonesia bisa teratasi dan tetaplah berikan kontribusi yang mampu kita berikan, sekecil apa pun itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar